Sabtu, 03 November 2018

Membangun KESADARAN intelektual PMII

MEMBANGUN KESADARAN
INTELEKTUAL PMII

Sikap PMII sebagai mahasiswa dan kader PMII, sikap yang paling utama
dipertahankan adalah idealisme dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dan intelektual. Oleh karena basis di dalam ruang lingkup
kampus adalah persaingan intelektual, maka kewajiban
meningkatkan intelektual mahasiswa merupakan suatu keharusan.

Disamping itu adalah nilai-nilai moral.Betapa tidak, mahasiswa mahasiswa yang belajar di Perguruan Tinggi adalah harapan nyata
untuk kelak menjadi ruh bagi masyarakat ketika kembali ke kampung
halaman.
Hanya dengan sikap itu gerakan kader PMII akan
diperhitungkan oleh semua civitas akademika yang tergabung di
dalam kampus.

Sikap intelektual itu bukan berarti kegiatan yang selalu
berkaitan dengan bidang keilmuan yang menjadi bidang mahasiswa
di dalam jurusan atau dengan kata lain keilmuan yang hanya ada di
SKS, tetapi jauh lebih substantif adalah kepekaan mahasiswa dalam
membaca diskursus-diskursus keilmuan yang berkembang. Misalkan,keilmuan keislaman dan keindonesiaan.
Jika dijabarkan maka ilmu-ilmu seperti filsafat, sosial, budaya, sastra, politik dan
sebagainya sangat penting untuk dikembangkan. Sehingga tradisi
diskusi tidak normatif atau stagnan, tetapi akan mencapai pada
diskusi intelektual yang dinamis dan menambah wawasan keilmuan.

Tidak hanya cukup dengan itu, sikap yang juga harus diambil
oleh kader PMII adalah dalam dunia tulis menulis.Dinamika gerakan
mahasiswa tidak akan pernah lepas dari kegiatan menulis. Dalam tugas makalah, skripsi, laporan Kuliah Kerja Nyata adalah beberapa
contoh dari aktivitas mahasiswa yang selalu terkait dengan dunia
tulis.Apalagi jika harus mengungkap gagasan di kampus, koran
harian, penelitian dan sebagainya.Oleh karena itu,menulis
merupakan kebutuhan pokok mahasiswa serta jalan paling ampuh
untuk menyampaikan gagasan.
Di samping itu,dengan membiasakan
menulis dapat mempertajam nalar kritis mahasiswa dan analisis
terhadap penelitian yang akan ditempuh seperti skripsi, tesis, jurnal maupun disertasi.

Dari itu semua bisa dipastikan bahwa persaingan yang paling
subtantif di ranah kampus adalah dalam bidang intelektual.Menguasai intelektualisme tidak hanya sebuah bekal untuk menjadi
guru, dosen, akademisi, intelektual ataupun cendekiawan,melainkan profesi apapun memerlukan modal ini, karna tanpa modal intelektual
rasanya sangat sulit untuk bersaing dalam segala sektor,
seperti menjadi aktivis, pejabat pemerintahan, guru, dosen,
wartawan, pengusaha, advokat, sampai tokoh masyarakat.

Dari itu semua bisa disimpulkan bahwa sikap sebagai kader
PMII adalah mempunyai semangat dalam dunia intelektual. Kader
PMII harus bersaing dalam bidang intelektual dengan wawasan yang
luas untuk menjaga marwah organisasi dan sebagai kader yang bisa
diandalkan.Bukan hanya dengan mahasiswa-mahasiswa yang
tergabung dalam organisasi yang berbeda,melainkan juga dengan
seluruh mahasiswa di dalam kampus, Indonesia bahkan
Internasional.

Hanya dengan sikap itulah kader-kader PMII akan
menjadi pemimpin baik di dalam atau di luar kampus.

Kesadaran intelektual PMII
harus kita bangun kembali. Kajian-kajian, diskusi, harus kembali
dihidupkan. Pemikiran-pemikiran liar dan kritis terhadap arus pemikiran Islam kontemporer harus lebih ditingkatkan.

Sikap yang
paling pas diambil oleh kalangan PMII hari ini adalah
mengembangkan semangat dan corak pemikiran berbasis intelektual.
Karna jika tidak, PMII hanya akan menjadi gerakan organisasi masa
besar tetapi miskin kualitas intelektual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar